Dalam hitungan waktu, pekan keempat pada bulan April ini akan berakhir. Jika kita mencoba menelisik lebih jauh apa yang terjadi pada sepekan ini, penulis dapat mengatakan bahwa peringatan beberapa hari besar nasional dapat memberi makna tersendiri bagi kita semua. Di mulai pada awal pekan tanggal 21 April, bangsa Indonesia mencoba mengenang kisah perjuang R.A Kartini yang berjuang mengatasnamakan perempuan. Ada perjuangan emansipasi yang digerakkan melalui semangat “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kemudian pada tanggal 23 Arpil dunia memperingati hari Buku dan Hak Cipta Dunia. Memang gaung perayaan hari Buku dan hak Cipta Dunia masih kalah dengan hari Kartini, namun bagi penulis semangat peringatan hari Buku sedunia perlu diperhatikan secara serius yakni menempatkan Buku sebagai literasi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pada tanggal 24 April bangsa Indonesia bersama negara-negara di kawasan Asia Afrika memperingati perayaan 60 tahun Konferensi Asia Afrika. Sebuah perayaan sejarah akan kisah pertemuan bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika pada 60 tahun yang lalu di kota Bandung.
Kesamaan Masalah
Dari ketiga perayaan besar di pekan ini, penulis mencoba melihat sisi lain makna yang terkandung di pekan keempat bulan April ini. Kisah R.A Karini pada masa lalu menurut hemat penulis merupakan representasi permasalahan yang terjadi juga di kawasan Asia Afrika maupun dunia. Perempuan masih dipandang sebelah mana. Keterbatasan ruang dan waktu menempatkan peran aktif laki-laki selalu ditemukan dalam berbagai kesempatan. Memang telah banyak tokoh perempuan yang hadir sebagai inisiator perubahan di beberapa negara namun kita tak dapat menafikan keadaan bahwa masih banyak pula perempuan yang terpinggirkan.
Perayaan hari Buku pun menurut hemat penulis menjadi representasi permasalahan yang terjadi saat ini. Saat buku mulai dijadikan pilihan kedua maupun ketiga dalam mengakses informasi. Kehadiran teknologi informasi digital menjadikan buku mulai terpinggirkan. Mungkin kita lupa, sejarah dunia tercipta atas literasi pemikiran yang bersumber dari buku. Dunia digerakkan juga dari pemikir-pemikir besar dunia yang menuliskan idenya menjadi sebuah buku. Di balik itu semua, kita pun harus mengatakan bahwa saat ini kehadiran buku masih sangat penting untuk sebuah perubahan yang lebih baik.
Perayaan Asia Afrika pun demikian. Di balik perayaan 60 tahun ini, kita pun sepakat untuk mengatakan bahwa negara-negara di Asia Afrika mengalami berbagai permasalahan yang seragam. Jika dulu, semangat Konferensi Asia Afrika karena ingin memposisikan diri di luar Blok Barat dan Blok Timur, kini permasalahan yang senada seperti keadilan, keamanan maupun ekonomi mengiringi langkah pertumbuhan dan pembangunan di negara-negara kawasan Asia Afrika. Kesamaan situasi ini pun yang mengundang negara-negara di Asia Afrika untuk membahas sejauh mana peluang kerja sama maupun kesempatan mengatasi permasalahan tersebut.
Sepekan Penuh Makna
Berangkat dari ketiga hari besar ini, penulis menarik benang merah yakni permasalahan yang ada ada saat ini hendaknya dapat diselesaikan secara kolektif. Media perjuangan yang dapat digunakan ialah buku. Melalui buku, perjuangan emansipasi yang dulu digerakkan oleh R.A Kartini masih dapat dilanjutkan. Buku dapat memberi arahan berpikir bagi masyarakat dunia khususnya kaum muda untuk mengais sari-sari pemikiran yang selanjutnya dapat diimplementasikan melalui perjuangan di lapangan. Lebih lanjut pula, negara-negara Asia Afrika dapat menggerakkan gerakan “Sehari Dengan Buku” untuk menanamkan budaya membaca dan menulis agar setiap anak, pemuda maupun masyarakat umum dapat menambah khazanah illmu pengetahuan pada teori maupun praktek di lapangan. Menurut hemat penulis, buku juga dapat menjadi media perubahan sosial. Buku juga dapat menjadi ekspresi sosial paling bebas. Buku juga dapat dijadikan media pemberdayaan bagi setiap individu menuju perubahan sosial. Harapannya ialah, awal mula perjuangan emansipasi dan perjuangan di negara-negara di Asia Afrika dapat dimulai melalui buku. Penulis yakin, menempatkan buku pada awal perjuangan akan membawa kita semua pada cita-cita bersama menuju kehidupan yang yang lebih baik.