artikel asli: https://jagatplay.com/2017/03/features/review-legend-of-zelda-breath-of-the-wild-kualitas-legendaris/
Zelda adalah sebuah nama yang tumbuh menjadi bagian yang tak terpisahkan dari industri game, terlepas apakah Anda termasuk penggemar Nintendo ataupun tidak. Eksistensinya selama puluhan tahun dengan genre yang definitif memang tumbuh menjadi kekuatan yang selalu diandalkan Nintendo setiap kali mereka meluncurkan produk baru ke pasaran. Gamer yang tak familiar mungkin melihat ini sebagai sebuah bentuk eksploitasi “malas” karena satu judul sama yang muncul berkali-kali. Namun tak ada satupun seri Zelda yang bisa dibilang “sama”. Tak sekedar menawarkan cerita atau tema baru, Nintendo juga secara konsisten menambahkan pendekatan visual, karakter, hingga mekanik gameplay yang berbeda. Seperti yang mereka tawarkan di seri terbaru – Legend of Zelda: Breath of the Wild.
Konsep open-world fantastis yang membuat proses eksplorasi menjadi kegiatan yang terasa penuh penghargaan digabungkan dengan mekanik gameplay yang bekerja sempurna lewat physics dan logika membuatnya berakhir begitu istimewa. Di sisi yang lain, ia juga membuat Breath of the Wild terasa menyegarkan dan adikitf di saat yang sama. Terlepas dari sisi cerita yang sepertinya sudah kita sudah seringkali kita dengar di beragam media yang ada, Breath of the Wild juga berhasil membuat kisah “menyelamatkan” sang putri ini berakhir menjadi sesuatu yang fantastis, menegangkan, dan emosional di saat yang sama.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Legend of Zelda: Breath of the Wild ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game dengan kualitas yang legendaris? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
Seperti seri Legend of Zelda sebelumnya, Anda kembali akan berperan sebagai Link di sini. Jika Anda termasuk gamer yang masih bingung dengan siapa “Link” yang memang seringkali berakhir salah dikenali sebagai “Zelda”, ia merupakan tokoh protagonis utama dari franchise yang sudah eksis selama puluhan tahun ini. Karakter Zelda yang menghiasi nama judul utamanya selama ini merupakan sosok sang putri yang seringkali berakhir menjadi fokus dalam cerita, terlepas dari tema apapun yang hendak ditawarkan. Jadi, jangan sampai Anda tak bisa lagi membedakan keduanya.
Dunia Penuh Cerita dan Tantangan
Sudah bukan rahasia lagi sepertinya bahwa Legend of Zelda: Breath of the Wild adalah eksekusi konsep open-world sesungguhnya yang akhirnya diimplementasikan Nintendo untuk franchise “tua” yang satu ini. Sang otak di baliknya – Eiji Aonuma sendiri sempat menyebut bahwa dirinya bahkan sempat mencicipi beragam game open-world racikan developer Barat untuk mendapatkan inspirasi soal fitur apa saja yang hendak ia implementasikan. Dan eksekusinya? Berakhir fantastis.
Sensasi Petualangan
Jika kita berbicara soal game open-world, maka kita akan berbicara soal dua desain besar yang sepertinya mendefinisikan genre yang satu ini, terutama dari bagaimana cara developer untuk membangun motivasi bagi Anda untuk mengeksplorasinya. Ada game seperti Far Cry, Horizon Zero Dawn, hingga GTA V yang mendesain skema open-world dengan membanjirinya dengan ragam ikon yang ada. Bahwa setelah Anda melakukan satu atau dua aktivitas, seperti memanjat menara atau menyelesaikan misi utama misalnya, Anda akan berhadapan dengan ragam ikon yang tiba-tiba muncul di peta yang bisa berisi sekedar tempat belanja, binatang yang bisa diburu, hingga misi sampingan yang bisa Anda selesaikan. Bahkan terkadang, ikon-ikon ini sudah tersedia di peta bahkan sebelum Anda menjelajahi area yang ada, berfungsi seperti sebuah undangan terbuka bagi Anda untuk datang dan menikmati konten yang ada.
Kesimpulan
Legend of Zelda: Breath of the Wild adalah sebuah game dengan kualitas yang legendaris, tak ada lagi pujian yang lebih pantas untuk diarahkan pada game open-world ambisius dari Nintendo yang satu ini. Legendaris? Benar sekali, bahwa seperti halnya yang terjadi dengan The Witcher 3, ini akan jadi game open-world yang akan terus dibicarakan gamer selama bertahun-tahun setelah rilis, dan bahkan berakhir membuatnya menjadi standar perbandingan untuk game-game open-world yang lain di masa depan. Kita tak sekedar berbicara soal pendekatan visual atau desain saja, tetapi juga dari sisi cerita, caranya menangani logika di dalam mekanik gameplay, desain yang berhasil membuat sisi eksplorasi dan petualangan begitu kentara, hingga kemampuannya mempresentasikan karakter seorang puteri yang rapuh dan tegar di saat yang sama, membuat rasa simpati Anda berkobar sejak pertama kali melihatnya.
Walaupun demikian, Legend of Zelda: Breath of the Wild bukanlah game yang terhitung sempurna. Namun hampir semua keluhan yang kami arahkan padanya bisa dibilang, berakhir tak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan kualitas dan pengalaman yang ia tawarkan. Selain voice actress untuk Zelda yang terdengar seperti seorang waria, musik di Breath of the Wild juga berakhir tak memorable. Selain dentingan musik ikonik yang sudah pasti familiar di telinga Anda, tak ada satupun musik lain di dalamnya yang menurut kami berakhir pantas untuk diingat dan dipuji. Permasalahan framerate yang masih kentara terjadi, bahkan di versi Nintendo Switch sekalipun, juga jadi catatan ekstra.